Tradisi Unik Di Bangli

Tradisi unik merupakan warisan budaya leluhur yang masih bertahan sampai saat ini, walupun jaman sudah mulai berubah tetapi tradisi tetap berjalan salah satunya adalah Bangli. Berikut adalah salah satu contoh beberaoa tradisi yang ada di bangli:

1. Tradisi Perang Papah

Setiap satu tahun sekali tepatnya Purnama Kenam, terdapat sabuah tradisi unik di Desa Pengotan, Bangli.Tradisi ini diikuti oleh seluruh krama dari delapan banjar di Desa Pakraman Pengotan bertempat di Pura Bale Agung.Tradisi unik ini disebut baris perang papah.

Sesuai tradisi warisan leluhur, pelaksanaan upacara dimulai setelah matahari terbenam.Diawali dengan nedunang Ida Betara Pingit yang berstana di Jero Anyar.Setelah medal dan berstana di Ulun Bale Ageng, dimulailah segala ritual yang dipimpin oleh peduluan yang disebut Jero Mucuk.“Tradisi baris perang papah ini benar-benar disakralkan oleh Desa Pakraman Pengotan,” ungkap Bendesa Pengotan, Jero Kopok, Jumat (23/11/2018).Pada baris perang papah, alat yang digunakan yakni papah biu (pelepah pisang).Tradisi barisi perang papah tentunya juga diiringi musik hanya saja tidak menggunakan gaelan layaknya tradisi pada umumnya.

2. Perang Suren

Sebagai daerah tujuan wisata, Bali memiliki berbagai tradisi unik yang tersebar luas di berbagai kabupaten di Bali. Dari sekian banyak tradisi yang ada salah satunya adalah tradisi Perang Suren di Kabupaten Bangli,


Mendengar tradisi Perang Suren tersebut mengingatkan kita pada tradisi perang Pandan (mekare-kare) di desa Tenganan, Kabupaten Karangasem. Namun Perang Suren ini tentunya berbeda, seperti namanya, tradisi perang ini menggunakan media dari kayu Suren dan tradisi tersebut digelar di desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Di Bali Sebuah tradisi biasanya berhubungan erat dengan ritual keagamaan, termasuk juga tradisi Perang Suren ini, terlebih dahulu juga menggelar sebuah ritual ataupun pemujaan, ini menandakan tradisi dengan ritual keagaamaan di Bali sangat berhubungan erat.

3. Tradisi Unik Pemakaman Di Desa Adat Trunyan Bangli

Desa adat Trunyan memiliki sejumlah tradisi unik termasuk pemakaman atau penguburan mayat. Masyarakat Bali sendiri dalam kesehariannya beragama Hindu, setiap orang yang meninggal akan dilaksanakan upacara ngaben baik dengan cara menguburkan jasad ataupun dikremasi langsung.


Tapi di Desa Trunyan Bangli walaupun penduduk di sini beragama Hindu, hampir setiap jasad orang yang meninggal akan diletakkan di atas tanah dibawah pohon Menyan, dibuatkan lubang sekitar 10-20 cm, menghindari agar jasad tidak bergeser, karena kontur tanah yang tidak rata.

Jasad tersebut ditutupi dengan kain, dikelilingi anyaman bambu berbentuk prisma yang dinamakan ancak saji. Dan anehnya jasad tersebut tidak mengeluarkan bau busuk. Tata cara pemakaman seperti ini di desa adat Trunyan disebut dengan Mepasah.

Sumber : https://bali.tribunnews.com/2018/11/24/tradisi-perang-papah-dan-nyepi-adat-di-desa-pengotan-diiringi-musik-duwe-kenyung

https://www.balitoursclub.net/tradisi-perang-suren/

http://www.balitoursclub.net/desa-trunyan/

 








Komentar

Posting Komentar